Osteoporosis merupakan satu kondisi yang membuat tulang seseorang menjadi lemah, rapuh bahkan sangat rapuh dan jika terjadi tekanan ringan seperti membungkuk atau batuk dapat menyebabkan patah tulang. Menurut situs Mayo Clinic, osteoporosis paling sering terjadi di pinggul, pergelangan tangan atau tulang belakang.
Tulang adalah jaringan hidup yang terus-menerus pecah dan diganti. Osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak sejalan dengan hilangnya tulang lama. Osteoporosis biasanya menyerang pria dan wanita dari semua ras. Tetapi wanita kulit putih dan Asia terutama yang telah melewati masa menopause lebih berisiko tinggi terkena penyakit ini. Selain itu, diet berlebih ternyata juga dapat menyebabkan seseorang terkena osteoporosis.
Pengertian Osteoporosis
Apa itu osteoporosis? Osteoporosis adalah penyakit ketika kepadatan tulang secara perlahan berkurang, sehingga tulang menjadi lemah dan rentan akan fraktur (patah tulang). Tulang adalah jaringan hidup yang terus-menerus dipecah dan diganti. Osteoporosis terjadi ketika pembentukan tulang baru tidak mengikuti hilangnya tulang yang lama. Penyakit tulang ini paling sering menyebabkan fraktur di panggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, kondisi ini bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
- Osteoporosis primer, yang terjadi pada wanita pascamenopause dan wanita atau pria berusia lanjut. Jenis ini terjadi akibat penurunan hormon estrogen pada usia lanjut atau setelah menopause yang memicu pengeroposan tulang.
- Osteoporosis sekunder, disebabkan oleh penyakit atau kelainan tertentu, akibat tindakan operasi, atau pemberian obat.
Penyebab Osteoporosis
Tulang mengalami proses pembaruan secara konstan. Tulang baru dibuat dan tulang lama dihancurkan. Ketika masih muda, tubuh bisa membuat tulang baru lebih cepat daripada memecah tulang tua dan massa tulang meningkat. Setelah awal usia 20-an, proses tersebut melambat, dan kebanyakan orang mencapai puncak massa tulang pada usia 30 tahun. Seiring bertambahnya usia, massa tulang hilang lebih cepat daripada pembentukannya.
Risiko osteoporosis sebagian bergantung pada seberapa banyak massa tulang yang dicapai di masa muda. Semakin tinggi massa tulang puncak, semakin banyak tulang yang ‘disimpan’, dan semakin kecil pula kemungkinan terkena kondisi kesehatan ini.
Gejala Osteoporosis
Saat seseorang mengalami osteoporosis biasanya jarang terdeteksi pada awalnya, bahkan sampai tidak menyadari tulangnya melemah atau patah. Tetapi, beberapa tanda dan gejala berikut ini bisa menunjukkan seseorang terkena osteoporosis seperti dilansir situs Health Line:
Gusi menyusut
Gusi yang tiba-tiba menyusut merupakan tanda yang bisa menandakan seseorang terdeteksi osteopororis, khususnya di sekitar rahang. Kekuatan pegangan jadi lebih lemah Kekuatan pegangan yang melemah biasanya akan dikaitkan dengan kepadatan mineral tulang yang rendah. Seseorang yang genggamannya lemah akan rentan membuatnya terjatuh.
Kuku rapuh
Kekuatan kuku juga bisa menandakan kesehatan tulang seseorang. Beberapa faktor-faktor lain seperti berenang, berkebun, dan olahraga lain yang dapat memengaruhi kuku juga perlu dijauhi. Selain beberapa gejala di atas, orang yang terkena osteopororsis bisa juga karena memiliki riwayat keluarga yang osteoporosis.
Pengobatan Osteoporosis
Pengobatan osteoporosis meliputi mengobati dan mencegah patah tulang, serta menggunakan obat-obatan untuk memperkuat tulang. Berikut beberapa obat-obatan yang bisa diberikan untuk mengatasi osteoporosis:
- Bifosfonat. Obat ini paling sering diresepkan untuk pria dan wanita yang memiliki peningkatan risiko patah tulang.
- Denosumab. Dibandingkan bifosfonat, denosumab menghasilkan kepadatan tulang yang lebih baik dan mengurangi kemungkinan semua jenis patah tulang.
- Terapi hormon. Terapi estrogen yang dimulai segera setelah menopause bisa membantu menjaga kepadatan tulang.
- Obat pembentuk tulang. Pengidap osteoporosis parah atau bila perawatan umum tidak bekerja dengan baik, maka dokter mungkin akan memberi obat pembentuk tulang.